GERBANG AGROPOLITAN TERANTANG MERUPAKAN BASIS INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PELAKU UTAMA DAN PELAKU USAHA PERTANIAN DIPERSEMBAHKAN OLEH H.RAJIHAN

SELAMAT DATANG DI TERANTANG

SELAMAT DATANG DI DAERAH SENTRA BUAH JERUK DAN PADI SIAM MUTIARA,WILAYAH BINAAN KARANG DUKUH DAN KARANG BUAH TERANTANG KECAMATAN BELAWANG KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

Kamis, 23 Mei 2013

KEPINDING TANAH

Kepinding tanah (black bug)
Scotinophara coarctata (Fabricus)
Hemiptera: Pentatomidae

Kepinding tanah umumnya hanya
menimbulkan masalah di beberapa lokasi tertentu
dan menyerang padi dari fase pembibitan sampai
tanaman dewasa.
Gejala kerusakan adalah di daerah sekitar
lubang bekas hisapan berubah warna menjadi
coklat menyerupai gejala penyakit blas. Daun
menjadi kering dan menggulung secara membujur.
Gejala seperti sundep dan beluk merupakan gejala
kerusakan yang umum yang menyebabkan gabah
setengah berisi atau hampa.
Ambang ekonomi adalah 5 ekor nimfa atau
kepinding dewasa per rumpun. Bila terdapat 10
ekor kepinding dewasa per rumpun dapat
mengakibatkan kehilangan hasil sampai 35%.
Siklus hidupnya adalah 28-35 hari. Mekanisme
kerusakan adalah menghisap cairan tanaman.
Cara pengendalian
• Kepinding tanah dewasa sangat tertarik kepada
lampu perangkap; karena itu kepinding tanah
yang terperangkap perlu dibakar dan dibunuh.

KEBUN BIBITSAYURAN

Kebun Bibit Sayuran untuk Lahan Pekarangan 

Apabila suatu kecamatan sudah berbentuk KRPL, harus memiliki kebun bibit sebagai penyuplai kebutuhan bibit di KRPL tersebut. Minimal luas lahan untuk kebun bibit adalah 500 m2. Bibit-bibit yang dikembangkan dari berbagai macam bibit sayuran.
Pembuatan kebun bibit ini, pada awalnya dilihat dulu oleh dinas pertanian setempat apakah daerah tersebut sudah masuk dalam lingkup KRPL atau bukan. Apabila iya, baru dibuatlah kebun bibit. Penyuplai benih sayuran itu, dari berbagai macam perusahaan. Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) merupakan salahsatu penyuplai benih sayuran gratis. Penyuplaian benih-benih ini, dikoordinasikan oleh Balai Benih Pertanian setempat.
Untuk kebun bibit di KRPL, bibit yang dikembangkan adalah bibit-bibit yang sering ditanam serta yang mudah untuk dikembangkan. Bibit-bibit yang ada di kebun bibit ini adalah bibit tomat, cabai, caisim, bayam, mentimun, kangkung, dan masih banyak yang lainnya.
Salahsatunya adalah pengembangan bibit cabai. Benih cabai yang akan dikembangkan sebagai bibit, pada awalnya direndam dahulu dengan air hangat (500C) selama 1 jam. Baru setelah itu, benih disebar secara merata di bedengan persemaian dan ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Media yang digunakan di dalam bedeng persemaian adalah berupa campuran pupuk kandang dan tanah. Bedeng persemaian, biasanya diberi atap dari kasa atau plastik transparan agar tidak terserang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Setelah berumur 7-8 hari, bibit tersebut dipindahkan ke dalam bumbunan daun pisang/pot kecil yang di dalamnya sudah ada tanah dan pupuk kandang. Bibit yang sudah di dalam bumbunan daun pisang, harus disiram setiap hari. Baru setelah 4-5 minggu, bibit siap ditanam di polibag/pot besar. Satu polibag 3 kg atau pot berdiameter 25 cm, dapat ditanam 2 bibit cabai.
Dengan berjalannya kebun bibit, secara tidak langsung RPL dapat dilaksanakan di mana pun. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak memanfaatkan pekarangan rumah, bahkan yang tidak memiliki pekarangan pun dapat menanam tanaman sayuran dan tanaman obat. Bibit yang terus-menerus disediakan, akan mempermudah dalam melaksanakan RPL yang berkelanjutan. Dengan adanya RPL yang berkelanjutan, ketahanan pangan nasional pun dapat tercapai di seluruh wilayah nusantara.